Skip to main content

RELEASING > Suatu Malam, di Sebuah Pesta

Suatu Malam, di Sebuah Pesta
By. Miranda Risang Ayu
~Thanks for this story,and always keep my spirit alive while the 5years countdown ticking, cF~


Suatu malam, di sebuah pesta, seorang perempuan muda dikagetkan oleh pertemuannya dengan seorang sahabat yang telah lama tidak dijumpainya. "Saya agak kesulitan untuk memulai perbincangan," kata sahabat lama perempuan muda itu berterus terang. "Tetapi, bagaimana hidup? Apakah kau bahagia?"

Apakah ia bahagia? Malam itu adalah pesta, dan setiap orang bukan saja berhak, tetapi wajib bahagia. Lagi pula, ia bertemu dengan sahabat lamanya, dan disapa oleh sebuah pertanyaan impresif yang menggairahkan kesadarannya. Jadi, bukankah ia tinggal menjawab dengan serangkaian cerita yang membuktikan bahwa ia memang tengah bahagia?

Perempuan muda itu pun mulai menjawab bahwa ia banyak tertawa malam itu. Mungkin karena pesta itu sendiri memang dirancang dengan ide yang amat menarik dan dengan tujuan untuk menyenangkan semua yang hadir. Pesta itu diadakan di tengah kebun yang dipenuhi palma dan kamboja, dengan rumah-rumah kayu beratap rumbia, dan dilingkungi oleh persawahan khas Bali Tengah yang bertatahkan cahaya obor di setiap sudutnya.

Ada tari-tarian tradisional yang anggun, joged Bumbung yang semarak, yang dipadukan dengan peragaan busana kontemporer dan musik akustik. Lebih penting lagi, ada bulan bercahaya menjelang purnama. Apa lagi?

Anehnya, perempuan muda itu merasa pipinya kelu oleh senyumnya sendiri. Semakin tawa ria membahana di sekelilingnya, ia merasa semakin sunyi. Dilepaskan pandangannya ke setiap meja yang dipenuhi makanan, dan ia baru tersadar bahwa porsi makanan yang diambilnya bahkan lebih sedikit dari porsi sarapannya setiap pagi.

Perempuan muda itu tidak mau menyerah. Ia lalu bercerita tentang keberhasilannya dalam bekerja. Dalam hitungan tahun di satu jari tangan, atas hasil prestasi kerjanya sendiri, ia telah menduduki posisi penting yang membuatnya sering harus melakukan perjalanan dinas ke luar negeri. Atas biaya kantornya, ia pun akan segera melanjutkan pendidikannya.

Anehnya, ada rasa jeri di hatinya ketika kini, agenda perkawanannya ternyata hampir seluruhnya diletakkan dalam kerangka bisnis; ia tidak pernah lagi bersahabat dengan seseorang yang tidak memiliki keahlian atau uang, sekalipun orang itu jujur dan enak diajak berbincang. Sebaliknya, ia lebih memilih untuk membina hubungan baik dengan seseorang yang sulit, atau bahkan kalau perlu, musuhnya sendiri, untuk keperluan memperluas jaringan dan menguatkan posisinya. Baginya, bersahabat bahkan sudah menjadi bagian dari strategi, yakni untuk mengetahui kelemahan saingannya sendiri, dan kemudian mengalahkannya dengan elegan.

Perempuan muda itu kemudian mencoba memulai cerita tentang kehidupan pribadinya, namun urung. Tiba-tiba ia bingung mengais-ngais kehidupan pribadinya sendiri. Maka, ia pun ganti bertanya, "Bagaimana dengan kau sendiri?"

"Aku?" dan sahabatnya itu tersenyum.

"Aku sakit. Kanker. Mungkin, hidupku tidak lagi lama."

Perempuan itu tertegun, "Tentu kau sangat menderita." "Secara fisik, ya," tetapi sahabatnya itu kemudian tersenyum dengan amat indah.

"Tetapi, aku bahagia. Aneh bukan? Setidaknya, aku kini tahu bahwa pesta, uang, kedudukan, dan semua kesenangan itu tidak pernah mengajariku lebih baik dari pada sakitku yang menyebalkan ini." "Memang kau belajar apa?" sergah perempuan itu.

"Aku belajar bahwa hakikat hidup itu sesungguhnya sederhana, yakni untuk belajar mati dengan baik; mati yang tidak dibebani oleh harta atau penyesalan apa pun, selain kecemasan kecil untuk dapat merasakan senyum-Nya yang abadi."

Comments

bulan said…
so sweet
Anonymous said…
aku suka bgt crita ini co, ini bgs bgt..
dan aku juga berharap km bahagia..
*devipipi*

Popular posts from this blog

STORY > (sebagai renungan) Abah, kembalikan tangan Ita

(sebagai renungan) Abah, kembalikan tangan Ita ... Ingatlah ... semarah apapun, janganlah bertindak keterlaluan ... kepada semua Orang tua, Sebuah kisah untuk dijadikan pengalaman dan pengajaran ... Sebagai ibu kita patut juga menghalang perbuatan suami kita memukul especially pada anak2 yg masih kecil dan tak tau apa2. Mengajar dgn cara memukul bukanlah cara terbaik, mungkin sudah sampai waktunya untuk badan2 kebajikan Orang berpendidikan untuk praktikkan konsep 'time out' jika anak2 buat salah. Sepasang suami isteri - seperti pasangan lain di kota-kota besar - mninggalkan anak-anak diasuh pembantu rumah semasa keluar bekerja. Anak tunggal pasangan ini, perempuan berusia tiga setengah tahun. Bersendirian di rumah dia kerap dibiarkan pembantunya yang sibuk bekerja bermain diluar, tetapi pintu pagar tetap dikunci. Bermainlah dia sama ada berayun-ayun di atas buaian yang dibeli bapaknya,ataupun memetik bunga raya, bunga kertas dan lain-lain di halaman rumahnya.

LIFE > Baju-Baju yang Menipu

Baju-Baju yang Menipu .:taken from some milis:. Seorang wanita yang mengenakan gaun pudar menggandeng suaminya yang berpakaian sederhana dan usang, turun dari kereta api di Boston, dan berjalan dengan malu-malu menuju kantor Pimpinan Harvard University. Univer sity Mereka meminta janji. Sang sekretaris Universitas langsung mendapat kesan bahwa mereka adalah orang kampung, udik, sehingga tidak mungkin ada urusan di Harvard dan bahkan mungkin tidak pantas berada di Cambridge. "Kami ingin bertemu Pimpinan Harvard", kata sang pria lembut. "Beliau hari ini sibuk," sahut sang Sekretaris cepat. "Kami akan menunggu," jawab sang Wanita. Selama 4 jam sekretaris itu mengabaikan mereka, dengan harapan bahwa pasangan tersebut akhirnya akan patah semangat dan pergi. Tetapi nyatanya tidak. Sang sekretaris mulai frustrasi, dan akhirnya memutuskan untuk melaporkan kepada sang pemimpinnya. "Mungkin jika Anda menemui mereka selama beberapa

RELEASING > Bicara Dengan Bahasa Hati

Bicara Dengan Bahasa Hati Tak ada musuh yang tak dapat ditaklukkan oleh cinta. Tak ada penyakit yang tak dapat disembuhkan oleh kasih sayang. Tak ada permusuhan yang tak dapat dimaafkan oleh ketulusan. Tak ada kesulitan yang tak dapat dipecahkan oleh ketekunan. Tak ada batu keras yang tak dapat dipecahkan oleh kesabaran. Semua itu haruslah berasal dari hati anda. Bicaralah dengan bahasa hati, maka akan sampai ke hati pula. Kesuksesan bukan semata-mata betapa keras otot dan betapa tajam otak anda,namun juga betapa lembut hati anda dalam menjalani segala sesuatunya. Anda tak kan dapat menghentikan tangis seorang bayi hanya dengan merengkuhnya dalam lengan yang kuat. Atau, membujuknya dengan berbagai gula-gula dan kata-kata manis. Anda harus mendekapnya hingga ia merasakan detak jantung yang tenang jauh di dalam dada anda.Mulailah dengan melembutkan hati sebelum memberikannya pada keberhasilan anda