Skip to main content

STORY > Tong Sampah

TONG SAMPAH

Seorang pria tua yang bijak memutuskan untuk pensiun dan membeli rumah mungil dekat sebuah SMP. Selama beberapa minggu ia menikmati masa-masa pensiunnya dengan tenang dan damai. Kebetulan saat itu sedang masa liburan sekolah.

Tak berapa lama kemudian, masa sekolah tiba. Dan, sekolah itu pun penuh dengan anak-anak. Suasana tenang dan nyaman menjadi sedikit berubah. Namun yang paling menjengkelkan pak Tua adalah, setiap hari ada tiga anak laki-laki lewat di depan rumah yang suka memukuli tong sampah yang ada di pinggir jalan. Mereka membikin keributan sepanjang hari dan berulah seolah-olah menjadi pemain perkusi hebat. Begitu terus dari hari ke hari. Sampai akhirnya pak Tua merasa harus melakukan sesuatu pada mereka. Keesokan harinya, pak Tua keluar rumah sambil tersenyum lebar menghampiri tiga anak laki-laki yang sedang asyik memukuli tong sampah. Ia menghentikan permainan mereka, dan berkata, "Hai, anak-anak! Kalian pasti suka bersenang-senang. Saya suka sekali dengan cara kalian bersenang-senang seperti ini. Sewaktu saya masih kecil, saya juga suka bermain-main seperti kalian. Nah, apakah kalian mau saya beri uang?" "Mau.. mau.." sahut ketiga anak itu serempak. "Okay, begini," pak Tua itu tersenyum. Lalu ia mengeluarkan tiga lembar uang ribuan dari sakunya. Katanya, "Masing-masing dari kalian saya beri uang seribu. Tapi kalian harus berjanji mau bermain-main di sini dan memukuli tong sampah ini setiap hari." Anak-anak itu senangnya luar biasa. Sejak itu setiap hari mereka "bekerja" memukuli tong sampah itu dengan penuh semangat.

Beberapa hari kemudian, pak Tua itu menghampiri dan menyambut "pekerjaan" mereka dengan penuh senyum. Namun kali ini senyumnya tampak agak sedih. Katanya, "Nak, kalian tahu khan situasi krisis akhir-akhir ini membuat uang pensiun saya tak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari." Ia menarik nafas dalam-dalam. Anak-anak itu menunggu apa yang diucapkannya. Lanjut pak Tua. "Mulai hari ini saya hanya bisa membayar kalian lima ratus saja untuk tugas kalian memukuli tong sampah ini." Anak-anak itu tampak kecewa dengan keputusan pak Tua, namun mereka masih bisa menerimanya. Lalu mereka melanjutkan tugas mereka membuat keributan sepanjang hari.

Beberapa hari kemudian, pak Tua itu dengan wajah memelas mendekati anak-anak yang sedang memukuli tong sampah. Katanya, "Maaf, bulan ini saya belum menerima kiriman uang pensiun. Saya hanya bisa memberi kalian bertiga seribu Rupiah saja." "Apa..? Seribu untuk bertiga?," protes pemimpin pemain tong sampah itu. " Apa pak Tua kira kami ini mau menghabiskan waktu kami di sini hanya untuk uang segitu? Ah, yang benar saja! Pak Tua ini tidak masuk akal. Mulai hari ini kami tidak mau lagi melakukan tugas ini lagi. Kami keluar." Ketiga anak lelaki itu pergi meninggalkan pak Tua itu dengan bersungut-sungut.

Dan, sejak hari itu pak Tua menikmati ketenangan hingga akhir hayatnya.

Begitulah bila kita mencampur-adukkan kegembiraan hati dengan "uang gaji". Seringkali kita kehilangan keceriaan hanya karena kita menganggap "keceriaan" itu adalah sebuah pekerjaan yang dibayar, maka bila "bayarannya" berkurang maka kesenangan pun jadi berkurang.

Jangan sampai kegembiraan anda menghilang di balik beberapa lembar uang gajian belaka.

Comments

Popular posts from this blog

RELEASING > Bicara Dengan Bahasa Hati

Bicara Dengan Bahasa Hati Tak ada musuh yang tak dapat ditaklukkan oleh cinta. Tak ada penyakit yang tak dapat disembuhkan oleh kasih sayang. Tak ada permusuhan yang tak dapat dimaafkan oleh ketulusan. Tak ada kesulitan yang tak dapat dipecahkan oleh ketekunan. Tak ada batu keras yang tak dapat dipecahkan oleh kesabaran. Semua itu haruslah berasal dari hati anda. Bicaralah dengan bahasa hati, maka akan sampai ke hati pula. Kesuksesan bukan semata-mata betapa keras otot dan betapa tajam otak anda,namun juga betapa lembut hati anda dalam menjalani segala sesuatunya. Anda tak kan dapat menghentikan tangis seorang bayi hanya dengan merengkuhnya dalam lengan yang kuat. Atau, membujuknya dengan berbagai gula-gula dan kata-kata manis. Anda harus mendekapnya hingga ia merasakan detak jantung yang tenang jauh di dalam dada anda.Mulailah dengan melembutkan hati sebelum memberikannya pada keberhasilan anda

LIFE > Keseimbangan ..

Thanks to Astrid H, who sent me this story .. ~cF~ "Bayangkan hidup sebagai suatu permainan ketangkasan dimana kita harus memainkan keseimbangan 5 buah bola yang dilempar ke udara. Bola-bola tersebut bernama: . Pekerjaan . Keluarga . Kesehatan . Teman . Spirit dan kita harus menjaga agar ke-5 bola ini seimbang di udara. Kita akan segera mengerti bahwa ternyata "Pekerjaan" hanyalah sebuah bola karet. Jika kita menjatuhkannya maka ia akan dapat memantul kembali. Tetapi empat bola lainnya Keluarga, Kesehatan, Teman dan Spirit terbuat dari gelas. Dan jika kita menjatuhkan salah satunya maka ia akan dapat terluka, tertandai, tergores, rusak atau bahkan hancur berkeping-keping. Dan ingatlah mereka tidak akan pernah kembali seperti aslinya. Kita harus memahaminya benar dan berusaha keras untuk menyeimbangkannya. Bagaimana caranya? 1. Jangan rusak nilai kita dengan membandingkannya dengan nilai oran...